RAGAM BAHASA
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
DI PALEMBANG DAN
PANDANGAN MEREKA TERHADAP
PEMAKAIAN
BAHASA: STUDI ANALITIS
BERDASARKAN
GENDER
Nurhayati
Dosen
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni FKIP Unsri
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan ragam bahasa laki-laki dan perempuan di
Palembang yang meliputi pemilihan topik percakapan, diksi (pilihan kata), dan kalimat dalam percakapan nonformal; serta
mendeskripsikan pandangan laki-laki dan perempuan di Palembang terhadap bahasa
yang digunakannya. Metode yang digunakan
di dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bercorak deskriptif. Data
dikumpulkan lewat rekaman dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
topik-topik yang dibicarakan laki-laki mengarah kepada urusan publik seperti
politik, sosial, pencarian proyek, dan pembangunan. Topik yang dibicarakan
perempuan berkisar ke masalah domestik seperti makanan, perilaku anak-anak, dan
pakaian. Diksi yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan dapat dilihat dan
berkaitan dengan topik-topik yang
dibicarakannya. Sementara itu, kalimat yang banyak digunakan oleh laki-laki dan
perempuan adalah kalimat aktif. Perempuan
lebih banyak menggunakan kalimat pengiyaan, dan kalimat langsung. Laki-laki
berpandangan bahwa mereka sudah memiliki kodrat yang menyebabkan mereka lebih
tertarik ke arah “urusan luar” daripada urusan rumah tangga. Pada sisi lain, perempuan menganggap wajar
kalau mereka berbicara tentang masalah rumah tangga karena sehari-hari mereka
berhubungan dengan masalah itu walaupun mereka termasuk wanita karir. Laki-laki
menganggap mereka harus berbicara tegas dan efektif sedangkan perempuan
menganggap mereka sering mengulang-ulang ujaran karena terbiasa dengan kondisi
kesehariannya yaitu harus banyak “ngomong” di rumah. Perempuan sering
menggunakan bentuk pengiyaan karena kebiasaan saja dan untuk melancarkan ucapan
serta agar lebih komunikatif.
Kata-kata kunci: bahasa,
laki-laki, perempuan.
Adanya perbedaan fungsi dan peran
antara laki-laki dan perempuan di dalam masyarakat akan berpengaruh terhadap
pemakaian bahasa yang dituturkan oleh keduanya. Fungsi dan peran perempuan di
masyarakat yang hanya berkisar kepada urusan domestik (keluarga) berpengaruh
terhadap bahasa yang digunakannya. Berbeda dengan perempuan, laki-laki umumnya lebih berperan dalam urusan publik
seperti urusan mencari nafkah, dan urusan “ke luar” rumah yang berpengaruh pula
terhadap pemakaian bahasa yang dipakainya.
Masalah
perbedaan bahasa dan wanita ini dengan berbagai faktor determinannya oleh
Trudgill (1981:101) dinyatakan sebagai
suatu fenomena perbedaan linguistik yang tidak mudah untuk dijelaskan namun
menarik untuk ditelaah lebih jauh.
Terhadap persoalan topik percakapan
dari beberapa studi kasus yang telah dilakukan oleh James Lull (dikutip oleh
Budiman, 2000:69) diketahui bahwa kaum laki-laki pada umumnya dimana-mana
menyenangi program-program olahraga, film laga atau action oriented, informasi atau berita. Program-program yang
bersifat faktualitas tersebut disenangi karena menghadirkan seperangkat citra maskulin tertentu. Sementara itu, kaum
perempuan tampaknya lebih tertarik kepada program-program yang berbeda dengan
laki-laki. Film drama percintaan dan opera sabun seperti telenovela Maria Mercedes sangat disenangi oleh
perempuan. Program-program drama tersebut hampir selalu menampilkan persoalan-persoalan keluarga dan
rumah tangga. Sambil menonton film tersebut para perempuan mengidentifikasi
dirinya dengan pengalaman pribadi sebagai seorang wanita bukan perempuan.
Tampaknya
terjadi dikotomi ketertarikan antara laki-laki dan perempuan yakni laki-laki
tertarik kepada faktualitas dan perempuan kepada fiksionalitas. Di dalam
percakapan, laki-laki lebih memilih topik yang berhubungan dengan faktualitas
yang diangkat dari surat kabar atau media televisi, misalnya tentang gejala
reformasi yang sedang hangat. Hal ini berkaitan dengan peranan laki-laki yang
mengarah kepada urusan publik. Sementara itu, perempuan lebih memilih topik
percakapan yang berhubungan dengan masalah kekeluargaan misalnya tentang anak
dan memasak. Hal ini berkaitan dengan
“peran” perempuan yang harus disandangnya yakni lebih ke arah domestik
atau mengurus keluarga sehingga topik
yang keluar dalam percakapan kaum perempuan lebih berkisar kepada masalah
domestik (privat) tersebut.
Pada bidang diksi (pilihan kata),
ada pula kata-kata yang dominan digunakan oleh perempuan karena berhubungan
dengan “dunianya” seperti bentuk softex,
feminax, masker, lulur, menyusui, dan haid.
Fungsi dan peran perempuan di
masyarakat yang hanya berkisar kepada urusan domestik (keluarga) berpengaruh
terhadap bahasa yang digunakannya. Berbeda dengan perempuan, laki-laki umumnya lebih berperan dalam urusan publik
seperti urusan mencari nafkah, dan urusan “ke luar” rumah yang berpengaruh pula
terhadap pemakaian bahasa yang dipakainya.
Perempuan
mungkin menjawab sebuah pertanyaan dalam bentuk pertanyaan. Hal ini
dilakukannya karena ia kurang yakin dengan dirinya sendiri dan terhadap
pendapat-pendapatnya. Untuk alasan yang sama maka perempuan sering menambahkan
bentuk tag question pada sebuah
pernyataan seperti “They caught the robber last week, didn’t they?” (Lakoff via
Wardhaugh, 1986).
Berbeda dengan pendapat tersebut,
terdapat anggapan bahwa perempuan di dalam percakapannya sehari-hari sering
menggunakan kalimat-kalimat langsung daripada kalimat tidak langsung.
Sebaliknya, laki-laki di dalam ujarannya sering menggunakan kalimat-kalimat
tidak langsung.
Menurut Budiman (2000:12--13)
laki-laki lebih banyak menggunakan kalimat yang mengandung verba aktif seperti membawa
dalam kalimat “Boleh membawa
istri dan anak-anak, tidak?” Verba aktif
lain yang sering dituturkan laki-laki contohnya melamar, mengawini, menceraikan, dan mencium. Sementara itu, perempuan lebih banyak menggunakan
kalimat-kalimat yang mengandung verba pasif seperti dilamar, dikawini, diceraikan, dan dicium. Hal ini terjadi mungkin disebabkan peran perempuan yang
lebih banyak ke wilayah domestik dan menunggu. Dengan
demikian, terdapat perbedaan bahasa antara laki-laki dan perempuan secara
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan satuan lingual yang digunakan
oleh kedua gender tersebut dalam mengungkapkan suatu fakta, peristiwa, gagasan
atau konsep yang ternyata dibatasi oleh bahasa. Satuan lingual tersebut dapat
berupa kata dan kalimat (Ernalida, 2000:1).
Data tentang ragam bahasa laki-laki
dan perempuan di Palembang dan kaitannya dengan pandangan kedua jenis kelamin
tersebut terhadap pemakaian bahasa belum ada. Oleh sebab itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui lebih jelas ragam bahasa laki-laki dan perempuan ini
serta untuk mengetahui pandangan laki-laki dan perempuan terhadap bahasa yang
digunakannya.
METODE
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif yang bercorak deskriptif. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan teknik rekaman dan wawancara. Rekaman
digunakan untuk menjaring data ragam bahasa lisan laki-laki dan perempuan dalam
percakapan nonformal di Palembang.
Sementara itu, wawancara ditujukan
kepada partisipan percakapan yakni laki-laki dan perempuan yang berbicara dalam
percakapan yang direkam. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang
pandangan laki-laki dan perempuan terhadap topik-topik yang dibicarakan di
dalam percakapannya dan ujaran (bahasa) yang digunakannya. Wawancara dilakukan
dengan metode cakap dengan teknik pancing (Sudaryanto dikutip oleh Ernalida,
2000:12).
Setelah
data terkumpul maka dilakukan proses penganalisisan data. Data berupa
ujaran-ujaran (ragam bahasa) laki-laki dan perempuan disalin dalam bentuk
tulisan. Selanjutnya data
tersebut diklasifikasi berdasarkan ruang lingkup masalah yaitu topik-topik
percakapan, aspek diksi atau pilihan kata, dan kalimat. Klasifikasi data juga
dilakukan berdasarkan gender yakni laki-laki dan perempuan. Berdasarkan
klasifikasi tersebut data kemudian dideskripsikan. Pada tahap pendeskripsian
ini, data dianalisis berdasarkan konteks pemakaiannya.
Sumber data di dalam penelitian ini
diperoleh pada percakapan nonformal
yakni percakapan laki-laki
ketika mereka bermain gaple pada
malam hari di Kompleks Griya Mitra. Rekaman dilakukan pada tanggal 3 Agustus
2002 pada pukul 19.43 – 20.28. Sementara itu, rekaman terhadap percakapan
perempuan dilakukan ketika mereka
berkumpul di depan rumah salah seorang pembicara di Kompleks Griya Mitra
Palembang. Rekaman dilakukan pada tanggal 22 April 2002 pada pukul 17.25
–17.52.
Wawancara yang dilakukan untuk
menjaring data persepsi laki-laki dan perempuan terhadap topik dan bahasa yang
digunakannya dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2002. Wawancara ditujukan
kepada 3 orang pembicara laki-laki dan 3 orang pembicara perempuan yang
semuanya terlibat di dalam percakapan nonformal tersebut.
Usia
partisipan di dalam percakapan tersebut berkisar antara 37 –46 tahun dengan
pendidikan terendah SMU dan pendidikan tertinggi S2. Sementara itu, pekerjaan
partisipan beragam dari ibu rumah tangga, guru SD, pegawai Dinas Pertanian, dan
dosen (untuk kelompok perempuan) sedangkan pekerjaan partisipan laki-laki yaitu
wiraswasta, pegawai Perumka, dan dosen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk
mengetahui secara mudah topik-topik percakapan baik topik pembicaran laki-laki
maupun perempuan berikut ini disajikan tabel yang berisikan topik-topik
tersebut.
TABEL
1
Topik-topik Percakapan
Topik Percakapan Laki-laki
|
Topik
Percakapan Perempuan
|
1. Masa tugas RT
2. Pencalonan walikota
3. Pencalonan walikota dari warga
Griya Mitra
4. Syarat minimal walikota
5. Foto salah satu warga di
Transparan
6. Pemborongan asuransi
7. Pembangunan gedung
8. Pembagian pekerjaan
(ngetik daftar panitia, membagikan
undangan acara 17-an Agustus
9. Pembuatan pagar
10. Bu RT hendak mundur
11. Usaha baru (buka kantin)
12. Kegiatan gelap di mobil merah
13. Hasil kolam
14. Fasilitas komplek
15. Pembangunan ruko
16. Pencarian proyek
17. Pembagian keuntungan bila ada
proyek
18. Keluarga pejabat
19. Rencana membuat hotel atau
rumah makan
20. Perbandingan dengan Negara
Malaysia
21. Anggota DPR yang bepergian
|
1. Pembantu
2. Pulang larut malam
3. Si istri lebih tua daripada suami
(menceritakan
orang lain)
4. Si istri hamil
5. Baju murah tapi bagus
6. Anak susah makan sehingga kesal
7. Anak masih minta disuap
8. Makan pakai tangan
9. Anak belum mandiri
10. Anak minta adik
11. Harapan pembantu menyuapi anak
12. Cerita menyuap anak makan
13. Anak makan ayam saja
14. Cerita memukul anak
15. Cerita mengimbangi suami yang suka memukul
anak
16. Anak minta buat susu tapi tidak diminum
17. Ibu jadi kotak sampah
18. Anak perempuan yang dulu jadi
kotak sampah
19. Anak makan kulit fried chicken
20. Harga ayam goreng di restoran
mahal
21. Beli ayam goreng di IP
22. Beli nugget di Moriska
23. Banyak pengawet di makanan
24. Sebulan sekali beli fried chicken
25. Beda kentang beli dengan buat
sendiri
26. Sambal kentang yang garing dan
enak
27. Ayam goreng seperti ayam soponyono
28. Ayam soponyono enak
29. Baju bekas yang murah
30. Tawaran baju bekas
31. Pemisahan harga baju bekas
32. Pergi ke pasar baju bekas
33. Sendirian di blok sehingga
duduk di teras rumah
34. Tukang pulung yang menampung
hasil curian
35. Banyak anak maling jika sepi
36. Anak-anak yang maling ditangkap
polisi
37. Hasil curian dijual ke pasar
Cinde
38. Anak pembantu tertangkap polisi
39. Bermotor berdua suami kehujanan
40. Bawa makanan pulang
41. Makanan tidak ada yang memakannya
|
Percakapan antara laki-laki dengan
sesamanya berlangsung selama 45 menit. Jumlah laki-laki yang berbicara sebanyak
6 orang. Keenam orang tersebut bertetangga dan saling mengenal. Percakapan
dimulai ketika pembicara A menanyakan berapa lama lagi masa jabatan Bu RT di
lingkungan tempat tinggal mereka. Percakapan bergulir ke topik-topik
selanjutnya. Dari percakapan tersebut dapat ditandai sebanyak 21 topik
percakapan. Percakapan ditutup dengan pernyataan akan pulang ke rumah oleh
pembicara A karena sudah menang dalam permainan gaple yang diikutinya.
Dari
tabel tersebut dapat diketahui bahwa topik-topik yang dibicarakan laki-laki
yaitu seputar masalah politik (pencalonan walikota, pencalonan walikota dari
warga, syarat-syarat minimal menjadi walikota, anggota DPR yang bepergian),
masalah sosial (masa tugas RT, pembagian pekerjaan untuk 17 Agustus, pembuatan
pagar, Bu Rt hendak mundur, fasilitas komplek), masalah pembangunan (pemborongan
asuransi, pembangunan gedung, pembangunan ruko, rencana membuat hotel atau
rumah makan), masalah mencari proyek (pemborongan asuransi, pencarian proyek,
pembagian keuntungan bila ada proyek). Di samping itu, ada pula percakapan
seputar masalah orang lain atau membicarakan orang lain yaitu isu terhadap
kegiatan gelap di mobil berwarna merah dan keluarga pejabat.
Dari sejumlah topik tersebut
tampaknya percakapan laki-laki mengarah kepada urusan “luar” seperti masalah
politik, sosial, mencari proyek, dan pembangunan.
Percakapan perempuan dalam tabel di
atas berlangsung selama 27 menit. Perempuan yang mengobrol dalam kesempatan
tersebut sebanyak 4 orang. Apabila dilihat dari tabel di atas dapat
diidentifikasi 41 topik percakapan. Dari keempat puluh satu topik tersebut
dapat dilihat bahwa percakapan perempuan berkisar pada masalah domestik dan
personal. Masalah utama yang dibicarakan tersebut adalah pembantu, makanan,
perilaku anak-anak, dan baju. Masalah lain (masalah personal) yang dibicarakan
oleh perempuan adalah menceritakan orang lain yakni tentang usia istri yang
lebih tua dan si istri yang lebih tua tersebut sekarang sedang hamil.
Masalah yang ke luar dari urusan
domestik adalah masalah tukang pulung dan maling. Masalah itu pun dibicarakan
dalam konteks di sekitarnya yakni kejadiannya di sekitar tempat tinggal
pembicara.
Apabila
dikaitkan antara lama percakapan dengan jumlah topik percakapan dapat diketahui
bahwa selama 45 menit laki-laki membicarakan 21 topik sedangkan perempuan
selama 27 menit membicarakan 41 topik. Dengan demikian, berarti perempuan dalam
waktu yang relatif singkat berbicara lebih banyak hal (topik) namun topik-topik
tersebut bersifat homogen. Dapat diketahui pula bahwa dalam waktu yang lebih
singkat, perempuan mengucapkan kata-kata lebih banyak daripada laki-laki. Hal
ini dibuktikan dari jumlah kata yang diujarkan oleh perempuan yaitu sebanayk
3478 kata. namun percakapan tersebut didominasi oleh seorang penutur (pembicara
D) dengan jumlah kata yang dituturkannya sebanyak 2321 kata.
Dalam
percakapan laki-laki tersebut, kaum laki-laki hanya menuturkan sejumlah 1152
kata dengan distribusi yang lebih merata di antara pembicaranya. Akan tetapi
apabila dilihat dari keragaman topik percakapan, topik laki-laki lebih beragam
daripada topik perempuan. Perempuan lebih banyak berbicara masalah yang
berhubungan dengan rutinitas rumah tangganya walaupun 3 di antara pembicaranya
adalah wanita yang bekerja di kantor.
Berikut ini dikemukakan diksi yang
berkaitan erat dengan topik-topik yang dibicarakan oleh pembicara.
TABEL 2
Diksi Laki-laki
Topik-topik Percakapan
|
Kalimat-kalimat
|
Ujaran
|
·
Masa
tugas RT
·
Pencalonan
walikota
·
Pencalonan
walikota dari warga Griya Mitra
·
Syarat
minimal walikota
·
Foto
salah satu warga di Transparan
·
Pemborongan
asuransi
·
pembangunan
gedung
·
Pembagian
pekerjaan
(ngetik daftar panitia,
membagikan undangan acara 17-an Agustus)
·
Pembuatan
pagar
·
Bu
RT hendak mundur
·
Usaha
baru (buka kantin)
·
Kegiatan
gelap di mobil merah
·
Hasil
kolam
·
Fasilitas
komplek
·
Pembangunan
ruko
·
Pencarian
proyek
·
Pembagian
keuntungan bila ada proyek
·
Keluarga
pejabat
·
Rencana
membuat hotel atau rumah makan
·
Perbandingan
dengan Negara Malaysia
·
Anggota
DPR yang bepergian
|
·
Berapo
lamo lagi Bu RT kito tu.
·
Masih
lamo, duo bulan lagi.
·
Siapo
calon walikota sekarang? Ado denger idak?.
·
Siapo?
Yang Bapeda. Si ini yang di pariwisata itu.
·
Pak Irwin, pasangan dengan aku, maju kito.
·
Minimal tamat SMP kan?
·
Mbek
formulir kito.
·
Minimal
kan dari partai.
·
Duh,
foto Jhon Kennedy di Transparan, duo hari yang lewat yo?
·
Borong
apo sekarang Pak Jhon?
·
Dak
katek, asuransi.
·
Aku
malah belum ngeliat mano yang dibangun tu.
·
Nah
ini nah daftar namonyo. Peganglah dulu. Kagek tinggal diketik, bagikelah.
Belakang ini ado namo-namonya. Ini yang sudah dianu ke.
·
Jadilah,
buat kolam di rumah, la buat pagar di dekat rumah Febri.
·
Aku
pening, jadi bu RT ni. Mau mundur saja.
·
Tapi
bagus jugolah buko kantin, malem malem pacak beli jugo.
·
Sikok
lagi Pak, ringam Pak, baru sari ni
omong Pak itu, tuo-tuo ngumpul, apo gawenyo.
·
Kumpul-kumpul
bae uwong di mobil merah tu, dalemnyo apo judi. Kalu di rumah ngeri apo
nyamar bininyo.
·
Manolah, abis ikan Pak Darwin?
·
Iyo,
usul. Terus terang bae aku ngomong di sano tu kan fasilitasnyo bae. Fasilitas
komplek. Belum diserahkan dulu, ruko belum di bangun. Masjid sudah, fasilitas
olahraga.
·
Ado
ruko harus dibangun.
·
Mak
mano nak jadi ruko kalu punyo.
·
Jon,
carilah proyek, gek aku cari . . .
·
Galak
apo?
·
Berapo
persen?
·
Mudahlah
itu. Men ado barangnyo pacak mersennyo. Kalu dak katek barangnyo, mak mano
nak mersen kenyo?
·
Baknyo tu Baturajo. Kan bininyo tumasih keluarga walikota, pak Husni.
·
Kalu
aku bikin hotel.
·
Wah,
dak lemak hotel.
·
Atau
bikin pagi sore bae.
·
Aku
cak 3 hari di Malaysia. Di sano tu.
·
Memang di biarke kota yang cak itu.
·
Kito
ni salah. Kemarin pasar enam belas tu lah di bangun jalan pintas.
·
Dio
tu jarang keluar, ke Malaysia, jarang.
·
Pergi
DPR-nyo, sekarang ke Bali, kemano-mano.
|
·
IL1.A
·
IL2.B
·
IL6.A
·
IL8.A
·
IL16.B
·
IL17.A
·
IL20.B
·
IL22.A
·
IL25.B
·
IL27.A
·
IL28.D
·
IL33.A
·
IL41.D
·
IL49.D
·
IL53.A
·
IL55.A
·
IL64.C
·
IL65.B
·
IL.79.A
·
IL90.F
·
IL99.B
·
IL101.D
·
IL209.A
·
IL300.B
·
IL325.C
·
IL326.B
·
Il352.A
·
IL364.B
·
IL365.A
·
IL366.B
·
IL367.B
·
IL368.C
·
IL369.A
·
IL371.C
·
IL372.A
|
Dari
tabel di atas dapat diketahui bahwa diksi yang digunakan laki-laki berkisar
kepada urusan politik, sosial, pembangunan, dan pencarian proyek. Hal itu
tecermin dari kalimat-kalimat yang digunakannya. Dari kalimat-kalimat tersebut
dapat ditandai penggunaan diksi yang berhubungan dengan urusan politik seperti siapo calon walikota sekarang; Pak Irwin, pasangan dengan aku; maju kito;
dan mbek formulir kito.
Diksi
yang digunakan untuk mengutarakan masalah sosial misalnya ini nah daftar namonyo; peganglah dulu; kagek tinggal diketik; dan bagikelah. Diksi yang membicarakan
masalah sosial dapat pula dilihat dari fasilitas komplek, belum diserahkan dulu;
ruko belum di bangun; masjid sudah, dan fasilitas
olahraga. Masalah sosial lainnya yang dibicarakan ditandai dengan munculnya
diksi aku pening, jadi bu RT ini; mau
mundur saja. Laki-laki di dalam kesempatan itu membicarakan masalah Bu RT
yang hendak mundur dari jabatannya.
Sementara
itu, diksi yang digunakan untuk membicarakan masalah pembangunan contohnya borong apo sekarang pak Jhon?; aku malah belum
ngeliat mano yang dibangun tu; dan kalu aku bikin hotel.
Diksi
yang digunakan untuk membicarakan
pencarian proyek misalnya Jon, carilah proyek, gek aku cari. Selanjutnya diksi yang berhubungan
dengan imbalan terhadap adanya proyek diutarakan seperti mudahlah itu, men ado barangnyo pacak mersennyo; kalu dak katek
barangnyo, mak mano nak mersen kenyo?
Terdapat
serangkaian tuturan yang membicarakan orang lain. Diksi yang digunakan
membicarakan orang lain yaitu sikok lagi
Pak, ringam Pak, baru sari ni omong …,
tuo-tuo ngumpul, apo gawenyo; kumpul-kumpul bae uwong di mobil merah tu,
dalemnyo apo judi. Kalu di rumah ngeri apo nyamar bininyo. Begitu pula
terdapat diksi yang membicarakan keluarga pejabat yaitu baknyo tu Baturajo; kan bininyo tu masih keluarga walikota, pak Husni.
Berikut diberikan tabel diksi yang
digunakan oleh perempuan dalam membicarakan topik-topik tertentu.
TABEL 3
Diksi Perempuan
Topik-topik
Percakapan
|
Kalimat-kalimat
|
Ujaran
|
·
Pembantu
·
Pulang
larut malam
·
Si
istri lebih tua daripada suami
·
Si
istri hamil
·
Baju
murah tapi bagus
·
Anak
susah makan
·
Anak
masih minta disuap
·
Makan
pakai tangan
·
Anak
belum mandiri
·
Anak
minta adik
·
Harapan
kepada pembantu
·
Cerita
menyuapi anak
·
Anak
makan ayam saja
·
Cerita
memukul anak
·
Cerita
mengimbangi suami yang suka memukul anak
·
Anak
minta buat susu tapi tidak diminum
·
Ibu
jadi “kotak sampah”
·
Anak
makan kulit fried chicken
·
Harga
ayam goreng di restoran mahal
·
Beli
nugget di Moriska
·
Banyak
pengawet di makanan
·
Sebulan
sekali beli fried chicken
·
Beda
kentang beli dengan buat sendiri
·
Sambal
kentang yang garing
·
Ayam
soponyono enak
·
Tawaran
baju bekas
·
Pemisahan
harga baju bekas
·
Pergi
ke pasar baju bekas
·
Sendirian
di blok sehingga duduk di teras rumah
·
Tukang
pulung orang yang menampung hasil curian
·
Banyak
anak maling
·
Banyak
barang hilang
·
Anak-anak
yang paling ditangkap polisi
·
Hasil
curian dijual ke pasar Cinde
·
Anak
pembantu tertangkap polisi
·
Bermotor
berdua suami kehujanan
·
bawa
makanan pulang
·
makanan
tidak ada yang memakannya
|
·
Ibu
kalo aku perlu tenago ibu, tapi kato aku kalo nyuci-nyuci nantilah. Kalo
perlu ibu, aku panggil ibu.
·
Sampek
jam setengah dua belas semalem.
·
Lakinyo
tu maseh mudo. Tuolah Welly dari lakinyo tu. Lakinyo tu besak badan be, mama Noval.
·
Idak,
dio lagi hamil. Iyo, masuk 4 bulan dio. Itulah jarang keluar tu.
·
Yang
dipake Mala malem-malem tu na yuk.
Bagus-bagus galo pilihan aku.
·
Ngapo,
susah makannyo?
·
Samo
dengen Aris kami. Makannyo lebeh-lebeh kito nak betempur.
·
Irfan
bae maseh di suap. Endak tu dak makan.
·
Tigo
beranak kami nyuap, dari semulut-semulut makan.
·
Aris
kalu makan make tangan. Sekarang aku
kalu makan make tangan.
·
Itulah
kalu pagi, aku dak biso ke mano-mano kalu dio sekolah. Makan disuapi, baju
dibajui, mandi dimandii.
·
Itulah
ujinyo, mama, punyo adek ma,ai dak ai, kau tu belum mandiri.
·
Aku
tu lah yang orang kerjo di rumah, tolonglah oi suapi kalu budak tu dak galak
makan. Suapi oi.
·
Bukannyo
mudah ngenjuk budak makan, kesel. Anak
tu disuap yuk..anak ayuk tu makan tu belamburan, yuk, disuap yuk.
·
Dak
besaos, makan ayam bae.
·
Ayam
bae?
·
Dio
tu cak itulah.. kagek blak..ujinyo tumpah, plang uji tangan (tertawa). Uji
bapaknyo, lincah nian tangan tu, hehehe (tertawa).
·
Kalu
aku tangan idak, tapi mulut.
·
Aku
dak pacak ngimbangi bapaknyo tu. Kalu ado sandal, sandal. Kalu ado tali
pinggang, tali pinggang dio.
·
Pa minum susu. Dibikinnyo la oleh papanyo,
ye..ye ditunggu la minumlah ujinyo. Minum la, minum la, maseh ye..ujungnyo
burr..tumpah. na..kaget bapaknyo, ngamuk.
·
Besiso
gek tigo perempat. Kalu penuh gek tinggal seperempat. Sayang. Kito la kagek
kan kotak sampah. Jadi la..
·
Kalu
Aris itu kulit ayamnyo bae yang kulit fried chicken utuh, kulitnyo.
·
Iyo,
selawe ribu cuman duo beradek bae
·
Maseh
mending kito makan nasi langsung. Makan nasi dengen ayam samo ini, hargo nasi
dengen ayam
·
Aku
galak beli naget tu la. Aku galak beli di Moriska, agak murah. Moriska kan
jual jugo kan.
·
Tapi
pengawetnyo itu na, alangkah nemennyo uji aku
·
Aku
kadang-kadang bae kalu men sebulan sekali la. Anggap bae kan, sekalian
belanjo beli cak itu.
·
Itu
kan kentang tu kalu kito goreng dewek jadinyo ngelempem itu.
·
Iyo,
kalu goreng dewek, dinginnyo ngelempem itu. Kalu beli keras
·
Dio
bikin sambal kentang yang panjang-panjang itu.garing nian kentangnyo.
·
Cubolah
jadinyo ayam soponyono itu. Soponyono tu jingoklah. Lemak nian ayamnyo.
Gurih-gurih manis itu na
·
Iyo,
maksud Mala tu tigo sepuluh. Tigo ikok tu nak ditawarnyo sepuluh ribu.
·
Sudah
tu kalu di Ibu Yeni tu digolongke nyo.oi, bagus-bagus nian.Dio la dikumpulke
nyo. ni kelompok ni kelompok. Kadang-kadang di kelompok itu bagus-bagus mama
Mira ye.
·
Di
bawah proyek. Ini kemarin tu Eli nak ngajak. Sabtu kemaren. Kalu hari libur
banyak wong, banyak ke BJ
·
Di
blok itu aku dewek. Itulah aku tu kadang-kadang men lagi sepi-sepi, aku duduk
di teras. Aku Yuk kalu sepi nian, aku duduk di teras. Biar mato wong tu
njingok, jugo jangan daerah ni sepi kan.
·
Apalagi
burukan. Buruk-buruk itulah. Itulah yang nampung budak-budak maling ni.
·
Jadi
nyuruh budak-budak tu. Paling dijual kenyo murah nampung buruk-buruk itu.
·
Jadi
dio nyuruh budak-budak maling, dio nampungnyo. Budak-budak tu. Maling baju
·
Sepatu,
sandal, cak kemaren kan kito ilang galo yo. Panik tiap rumah.
·
Kato
budak, kan waktu ditanya polisi, dijual kemano? Burukan pak. Di tanyo berapo
sikok? Limo ratus perak.
·
Aku
dulu tu tetanggo, kawan sekolah. Kemalingan kan,langsung lari ke Cinde. Ketemu di sano dan yang
maling, ditemuinyo di Cinde. Wong maling itu ken nak ngenjualnyo. Ketangkep.
Dio kan polisi.
·
Anak
Eli yang begawe tu. Iyo, dio tulah yang deket bu Sinta nangis-nangis anak aku
jangan ditangkep. Yo biarlah unjuk pelajaran yo. Emang abis tu dikeluarke
lagi. Tapi kalu dio ngulang lagi ditangkep lagi. Istilahnyo tu ken dio masih
kecik.
·
Lemak
ai bemotor tu. Lebih romantis. Bermotor tu lebih romantis. Bemotor dak pacak
mak ini
·
Kalu
bawak ke rumah, makan rame-rame yo. Kalu anak beranak tu lemak yuk ye, mendak
tu bawa balek, makan rame-rame mungkin di rumah tu mantep mama Ira.
·
Bawa
nasi dak di makan. Aku kalu tau kamu dak makan, baeknya aku makan
|
·
IIP1.B
·
IIP6.D
·
IIP15.D
·
IIP20.D
IIP21.D
·
IIP29.D
·
IIP33.D
·
IIP36.D
·
IIP40.B
·
IIP41.D
·
IIP47.D
·
IIP48.D
·
IIP51.D
·
IIP54.B
·
IIP56.B
·
IIP60.D
·
IIP61.B
·
IIP65.A
·
IIP66.C
·
IIP68.C
·
IIP73.D
·
IIP78.D
·
IIP82.D
·
IIP96.C
·
IIP101.D
·
IIP104.D
·
IIP112.C
·
IIP113.C
·
IIP121.D
·
IIP122.B
·
IIP123.B
·
IIP178.D
·
IIP
193.D
·
IIP197.D
·
IIP235.D
·
IIP255.D
·
IIP255.D
·
IIP255.D
·
IIP259.D
IIP261.D
·
IIP262.D
·
IIP262.D
·
IIP277.D
·
IIP290.D
·
IIP298.B
IIP299.C IIP300.D
·
IIP314.D
·
IIP314.D
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar